Air Susu Ibu


Edisi 280 – Jumat, 25 Januari 2008”Tidakkah seseorang di antara kamu merasa ridha jika hamil dari
benih suaminya dan suaminya bangga dengan kehamilannya, bahwa wanita
tersebut mendapat pahala sama dengan (pahala) seorang prajurit yang
berpuasa ketika berperang di jalan Allah? Bila wanita tersebut
menderita sakit sewaktu melahirkan, betapa kegembiraan yang
dirasakannya yang tak diketahui penghuni langit dan bumi dengan
lahirnya buah hati.” (HR. Ibnu Atsir)Dalam riwayat Thabarani dan ‘Ibnu Asakir ditambahkan, jika ia
melahirkan, lalu ia mengeluarkan susu dari payudaranya dan dihisap
oleh bayinya, setiap hisapan dan tegukan mendapat satu pahala. Jika
ia berjaga sepanjang malam (karena melayani bayinya), ia mendapatkan
pahala seperti pahala orang memerdekakan 70 orang budak di jalan
Allah.

Wahai Salamah, tahukah engkau siapa yang kami maksud dengan sabdaku
ini? Yaitu perempuan-perempuan yang memelihara dirinya, yang
shalihah, yang taat kepada suaminya, dan mereka tidak mengingkari
kebaikan suaminya.

Hadis di atas memberikan kabar gembira kepada ibu hamil dan menyusui
bahwa pengorbanan mereka akan mendapatkan pahala dari Allah. Hamil
bagi seorang istri adalah suatu tugas mulia yang dibebankan Allah
kepada dirinya selama caranya sah. Selama hamil seorang ibu akan
merasakan beban berat mulai dari mual, muntah-muntah, punggung sakit,
dan seterusnya, karenanya bila ia dapat menjalani kehamilan tersebut
dengan penuh keridhaan, maka Allah telah menjanjikan pahala yang
tanpa henti baginya selama masa hamil yang panjang itu seperti orang
berpuasa yang tengah berperang di jalan Allah.

Bagi ibu yang bersedia menyusui, Allah juga menjanjikan setiap
hisapan dan tegukan ASI yang diminum oleh sang bayi akan menambah
pahala bagi ibunya. Para ibu juga hendaknya tidak sengaja menolak
memberikan ASI dengan alasan demi menjaga kecantikan atau karena
kesibukan kerja sehingga bayinya hanya diberi susu formula.

Penelitian medis telah membuktikan bahwa ASI memiliki berbagai
keunggulan yang tidak tergantikan dengan susu manapun. Bahkan, agama
kita menekankan pentingnya memberikan ASI kepada buah hati
kita. ”Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun
penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.” (QS Al
Baqarah [2]: 233). Air susu ibu adalah karunia Allah bagi ibu dan
bayi. Maka, masihkah kita akan menggantikan karunia Allah itu dengan
jenis minuman lain bagi titipan-Nya pada kita itu?

Sumber: Republika – Jumat, 25 Januari 2008


Leave a Reply